Negara Indonesia adalah negara
yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme,
yaitu tekad kebersamaan untuk membangun masa depannya bersama di bawah satu
negara yang sama walupun masyarakatnya memiliki beragam agama, ras, etnik, dan
budaya yang beragam dan berbeda. Bangsa Indonesia merdeka menjadi sebuah negara
pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan memnuhi unsur-unsurnya yaitu adanya rakyat,
wilayah, pemerintahan yang berdaulat dan pengakuan dari negara lain.
A. Hakikat Manusia sebagai
Makhluk Individu dan Sosial
Manusia sebagai Makhluk Individu
Setiap manusia memiliki
kepribadian yang berbeda-beda walaupun manusia tersebut dilahirkan secara
kembar. Karenanya setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini memiliki sifat
atau karakter, keinginan, kebutuhan dan cita-cita yang berbeda dengan manusia
lainnya, sehingga dapat dibedakan dengan manusia lainnya.
Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai perseorangan atau pribadi yang terpisah dari pribadi lain. Manusia secara individu adalah bebas, ia bisa menetukan sendiri apa yang dilakukan berdasarkan kehendaknya.
Paham yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasarnya adalah individu yang bebas dan merdeka adalah paham individualisme. Paham individulaisme menekankan pada kekhususan, martabat, hak, dan kebebasan orang perorang.
Paham individualisme tumbuh dan berkembang di dunia barat oleh beberapa filsuf, diantaranya Jean Jaques Rousseau. Dasar semangat individualisme adalah lahir secara bebas dan merdeka, manusia boleh berbuat apa saja asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain.
Semangat individulisme menimbulkan revolusi besar, yaitu Revolusi Prancis pada tahun 1789. Dengan semboyan liberty, egality, fraternity (kebebasan, persamaan dan persaudaraan) Revolusi Prancis menjadi sumber kekuatan bagi demokrasi barat.
Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai perseorangan atau pribadi yang terpisah dari pribadi lain. Manusia secara individu adalah bebas, ia bisa menetukan sendiri apa yang dilakukan berdasarkan kehendaknya.
Paham yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasarnya adalah individu yang bebas dan merdeka adalah paham individualisme. Paham individulaisme menekankan pada kekhususan, martabat, hak, dan kebebasan orang perorang.
Paham individualisme tumbuh dan berkembang di dunia barat oleh beberapa filsuf, diantaranya Jean Jaques Rousseau. Dasar semangat individualisme adalah lahir secara bebas dan merdeka, manusia boleh berbuat apa saja asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain.
Semangat individulisme menimbulkan revolusi besar, yaitu Revolusi Prancis pada tahun 1789. Dengan semboyan liberty, egality, fraternity (kebebasan, persamaan dan persaudaraan) Revolusi Prancis menjadi sumber kekuatan bagi demokrasi barat.
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk sosial, yang dimana setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
Manusia adalah makhluk sosial, yang dimana setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
Manusia tunduk pada aturan, norma
sosial.
Perilaku manusia mengaharapkan
suatu penilain dari orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain.
Potensi manusia akan berkembang
bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan
masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling
pengaruh mempengaruhi daya pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa
manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari hubungan satu dengan yang
lain.
Interaksi sosial antar individu
terjadi jika dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling
menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut
Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
Sugesti adalah suatu poroses di
mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman
tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di
sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari
orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan
imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya
ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan
pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu
diterima oleh orang lain di luarnya. Identifikasi dalam psikologi berarti
dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah
maupun batiniah.
Simpati adalah perasaan
tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas
dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada
proses identifikasi. Setiap manusia mempunyai hakikatnya dalam hidup. Ada
beberapa pemahaman tentang hakikat manusia.
HOMO RELIGIUS: Pandangan
tentang sosok manusia dan hakikat manusia sebagai makhluk yang beragam. Manusia
diciptakan Tuhan Yang Maha Esa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya.
Melalui kesempurnaannya itulah manusia bisa berfikit, bertindak, berusaha dan bisa manentukan mana yang baik dan benar. Disisi lain manusia meyakini bahwa ia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan sang pencipta alam semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia, pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius yang mempercayai adanya sang maha pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan dimuka bumi ini.
Melalui kesempurnaannya itulah manusia bisa berfikit, bertindak, berusaha dan bisa manentukan mana yang baik dan benar. Disisi lain manusia meyakini bahwa ia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan sang pencipta alam semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia, pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius yang mempercayai adanya sang maha pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan dimuka bumi ini.
HOMO SAPIENS: Pemahaman
hakikat manusia sebagai makhluk yang bijaksana dan dapat berfikir atau sebagai
animal rationale. Hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
tinggi dan paling mulia. Hal ini disebabkan oleh manusia karena memiliki akal,
pikiran, rasio, daya nalar, cipta dan karsa, sehingga manusia mampu
mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya. Manusia sebagai suatu
organisme kehidupan dapat tumbuh dan berkembang, namun yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya adalah manusia memiliki daya pikir sehingga ia bisa
berbicara, berfikir, berbuat, belajar, dan memiliki cita-cita sebagai dambaan
dalam menjalankan kehidupannya yang lebih baik.
HOMO FABER: Pemahaman
hakikat manusia sebagai makhluk yang berpiranti (perkakas). Manusia dengan akal
dan ketrampilan tangannya dapat menciptakan atau menghasilkan sesuatu (sebagai
produsen) dan pada pihak lain ia juga menggunakan karya lain (sebagai konsumen)
untuk kesejahteraan dan kemakmuran hidupnya. Melalui kemampual dan daya pikir
yang dimilikinya, serta ditunjang oleh daya cipta dan karsa, manusia dapat
berkiprah lebih luas dalam tatanan organisasi kemasyarakata menuju kehidupan
yang lebih baik.
HOMO HOMINI SOCIUS: Kendati
manusia sebagai makhluk individu, makhluk yang memiliki jati diri, yang
memiliki ciri pembeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun pada saat
yang bersamaan manusia juga sebagai kawan sosial bagi manusia lainnya. Ia
senantisa berinteraksi dengan lingkungannya. Ia berhubungan satu sama lain dan
membentuk suatu masyarakat tertentu. Walaupun terdapat pendapat yang
berlawanan, ada yang menyebut manusia adalah serigala bagi manusia lain (homo
homini lupus).
Pemahaman yang terakhir inilah yang harus dihindarkan agar tidak terjadi malapetaka dimuka bumi ini. Sejarah telah membuktikan adanya perang saudara ataupun pertikaian antarbangsa, pada akhirnya hanya membuahkan derajat peradapan manusia semakin tercabik-cabik dan terhempaskan.
Pemahaman yang terakhir inilah yang harus dihindarkan agar tidak terjadi malapetaka dimuka bumi ini. Sejarah telah membuktikan adanya perang saudara ataupun pertikaian antarbangsa, pada akhirnya hanya membuahkan derajat peradapan manusia semakin tercabik-cabik dan terhempaskan.
Manusia sebagai makhluk etis
dan estetis: Hakikat manusia pada dasarnya adalah sebagai makhluk yang
memiliki kesadaran susila (etika) dalam arti ia dapat memahami norma-norma
sosial dan mampu berbuat sesuai dengan norma dan kaidah etika yang diyakininya.
Sedangkan makna estetis yaitu pemahaman tentang hakikat manusia sebagai makhluk
yang memiliki rasa keindahan (sense of beauty) dan rasa estetika (sense of
estetics). Sosok manusia yang memiliki cita, rasa, dan dimensi keindahan atau
estetika lainnya.
Paham yang mengembangkan pentingnya aspek sosial kehidupan manusia adalah sosialisme.
Paham yang mengembangkan pentingnya aspek sosial kehidupan manusia adalah sosialisme.